Tidurlah Nda...
Tidurlah Selalu aku ingin mengantarmu, hingga lelapmu dalam tidur

Karena kutahu ada penat yang harus kuhapus di lembut wajahmu

Agar esok, kau bisa membangunkanku dengan senyum merekah

Karena kaupun tahu ada penat yang harus kau hapus di pagi hari dengan senyummu

Senyum yang senantiasa kurindukan

Bahkan dalam tidurku sekalipun.




Bait Kerinduan Cukupkah malam mengantarkan pesan rinduku padamu
Bersama bulan yang menyanyikan syair kerinduan?
Jika tidak biarkan ia dibantu bintang-bintang
Membisikkan rinduku padamu

Bila malam tak pernah cukup
Biarlah pagi membawa pesan rinduku padamu
Bersama embun dan aroma wangi bunga yang mekar

Tapi pagipun niscaya tak akan pernah cukup
Ijinkanlah siang terik berteriak lantang
Bahwa aku sangat merindukanmu

Rindu masih menumpuk di dalam hati
Belum separuh ia dihantar hari

Kau pulanglah kesini
Karena akupun tak sanggup membawanya
Biar kau lihat sendiri
Betapa banyaknya rinduku
Hingga akupun tenggelam dalam lautannya


Cinta adalah ruang tuk melepas diri

Jalannya adalah lorong panjang ke masa depan yang kita impikan


Kita percaya bahwa cinta harus diperjuangkan

Waktu akan menjadikan kita karang kokoh dari cakaran ombak


Ayo kita bergegas menggulung mendung!

Jangan surut!karena hidup adalah jalan ke depan.

Aku selalu disini. Tepat disampingmu dikala sepi. Di depanmu dikala kau takut. Di belakangmu kala kau ingin sendiri.


Aku adalah nyala bagimu

Seperti terang yang selalu kau hadirkan dalam hidupku



maukah kau kuceritakan kembali tentang matahari
matahari yang sama dengan ceritaku dulu
matahari yang berasal dari cahaya kunang-kunang
yang menimbun cahayanya dengan kesabaran

matahari itu kini lelah
bukankah kesabaran sejatinya melahirkan perasaan lelah
lelah yang sangat
terlebih karena ia merasa sendiri

ia merasa terasing, walau disekelilingnya bising
ia merasa sepi, walau disekitarnya tak pernah hening
ia ingin saja berhenti menjadi matahari
tapi ia juga tak mau menjadi pecundang
yang menggadaikan mimpinya diatas keputus-asaan

Dengarkanlah sejenak cerita matahari itu
Berhentilah dahulu MENYALAHKANNYA, karena lupa menghangatkan pagimu dengan sinarnya yang lembut.
Pahamilah bahwa kini ia lelah
Biarkanlah ia bercerita. Biarkanlah ia meneteskan air matanya hingga gerimis membasahi bumi disiang yang terik.

matahari itu merasa gagal
gagal menjadi matahari yang sebenarnya
hingga kau selalu kecewa karenanya
hingga semua orang semakin mencibir

Sang matahari terkadang berfikir
ia kah matahari itu atau
ia hanya cahaya kunang-kunang seperti asalnya
atau jangan-jangan ia hanya gelap


Sepi...

seperti inilah bila mendaki sendiri...
seperti kehilangan jati diri
saat semua dunia meninggalkan aku...

Sepi...

2 malam disini nggak berarti apa apa..
cuma perenungan yang kudapati...
iringi derasnya badai yang menghantam frame rapuh tendaku...

disini...
di puncak kesendirian ini...
aku cuma mampu berdiri...
terlalu sombong aku pada dunia..
hingga saat dunia meninggalkan aku
aku cuma mampu berdiri....

Sendiri...
4 hari sendiri...
pendaki lain mungkin terlalu malas untuk mendaki disaat saat ini
saat seperti sekarang adalah saat mereka tenggelam dengan dunia
sementar aku disini....
tetap sendiri....

(harus kah aku pulang.... lewati curamnya jalur pulang... sendiri...? ah mengurung diri mungkin solusi terbaik buatku)


Mandalawangi-Pangrango
by : Soe Hok Gie

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya "tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
'terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup




.......................
by : me...

Aku hanya edelweiss di tepi jurang
jangan meraihku tanpa keyakinan
jangan mencintaiku untuk berharap banyak dariku

Aku hanya edelweiss di tepi jurang
jangan menggapaiku bila hanya menjadikan aku bebanmu...
karena berat ranselmu tanpaku-pun
telah cukup membuatmu letih di perjalananmu

Aku hanya edelweiss kering di celah kerapuhan
keabadianku adalah kelemahan terbesarku...
berdebu...walau tak layu
kusam...hingga nanti kau rasa bosan

Aku mungkin edelweiss di puncak kesendirianmu
jangan mencariku tanpa kompas jelas
karena aku selalu bersembunyi di jurang-jurang kesepianku

Raih aku dengan keyakinanmu
hingga kau mampu mencintaiku
tanpa berharap banyak dari keabadianku...

Gapai aku dengan jiwamu
hingga kau tak letih lagi diperjalananmu...

Atau biarkan aku abadi di jurang-jurang kesepianku
dan kau tetap dipuncak pencarianmu...
sendiri...
atau ...
bersama yang lain...

Bengkulu, 27 Juni 2002 (dalam kejenuhan bergelombang...)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar